selamat datang **** sugeng rawuh **** ahlan wa sahlan **** http://www.facebook.com/pustakawankaranganyar **** deche.ygo@gmail.com

Monday, 7 September 2015

Perpustakaan Unik, di Bandung Perpustakaan Dibuat dari 2.000 Ember Bekas Es Krim

Bandung - Bisa dibayangkan ember bekas kemasan es krim menjadi perpustakaan? Hal itu benar terwujud di Jalan Bima, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Di kawasan itu kini berdiri perpustakaan mikro yang terbuat dari limbah kemasan.

Adalah Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann dari SHAU Architecture yang memiliki ide unik mendesain perpustakaan dari 2.000 ember bekas es krim.

"(Bangunan itu) Dirancang agar desain itu bisa bermanfaat. Untuk itu kita coba memakai barang bekas yang bisa di upcycling supaya jadi nilai tambah dan menarik," kata Daliana didampingi Florian saat ditemui di Taman Bima, Sabtu (5/9/2015).

Bangunan seluas 100 meter persegi ini dibangun dalam waktu 3 bulan. Dana pembangunannya Rp 520 juta dari donasi Dompet Dhuafa.


Menurut Daliana, pembangunan perpustakaan mikro ini sebenarnya bisa lebih cepat. Namun tidak mudah mengumpulkan 2.000 ember bekas es krim.




"Pembangunannya lama karena menunggu ember-ember es krim ini dulu terkumpul. Ini unik dan baru pertama di dunia," jelasnya.

Bangunan perpustakaan ini terlihat hidup karena aktivitas di dalamnya bisa terlihat dari luar. Desain bangunan yang terkesan bolong-bolong ini sengaja dibuat oleh Daliana dan Florian agar sirkulasi udara bisa lebih baik.

"Rongga di ember es krim memberikan sirkulasi udara dan juga pencahayaan difuse light. Jadi enggak hanya indah dilihat, bangunan ini juga bisa performatif secara energi dan secara cahaya. Tidak perlu pakai AC lagi karena sirkulasi udaranya lewat lubang-lubang ember es krim," ungkap Daliana.

Tak hanya dari sisi sirkulasi, Daliana mengungkapkan lubang-lubang ember bekas es krim ini juga membentuk sebuah pola yang memiliki arti. Daliana menyebutnya binary code yang jika diterjemahkan kode tersebut memiliki arti 'buku adalah jendela dunia'.

"Memang tidak bisa terlihat langsung. Tapi kalau lagi iseng, coba catat satu persatu persatu huruf pasti bisa dicoding," terangnya.

Selain untuk meningkatkan minat baca, bangunan unik ini punya fungsi lainnya yakni bisa dimanfaatkan menjadi area pentas kecil-kecilan.

"Bangunan diangkat keatas agar menyediakan ruang di bawah untuk kegiatan multifungsi," kata Daliana.

Bangunan unik itu langsung diresmikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil Sabtu (5/9/2015). Targetnya, 2017 di Bandung harus ada 150 perpustakaan mikro.

"Target 2017 ini kan Bandung menjadi kota buku. Agendanya adalah memperbanyak budaya baca yang disebar dengab konsep desentralisasi. Bukan satu perpustakaan besar tapi kecil-kecil tapi banyak dan dibangun dengan arsitektur yang menarik," jelasnya.



Pria yang akrab disapa Emil itu berharap ke depan anak Bandung bisa semakin cerdas dengan banyaknya membaca.

"Jadi waktunya tidak habis liatin gadget saja, tapi mereka kesini membaca dan berkegiatan," tandasnya.
(avi/imk)

Sumber: Detik.com

No comments:

Post a Comment

Masukan dan Nasihat dari Sobat Pustaka adalah apresiasi untuk kami.